Assalamu’alaikum wr wb
Setelah beberapa bulan tak menulis. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali menulis. Tulisan yang ini pertama kali saya alami. Iya, sebagai ibu beranak satu. Tentu banyak sekali pelajaran yang di dapat ketika kita di anugerahi anak. Kesabaran itu benar adanya dalam mendidik anak. Cerita ini bermula ketika saya mengetahui kehadiran anak kedua di dalam rahim ini. Memang tak mudah menerima kenyataan yang baik ini. Tetapi, apalah daya harus di terima kado terindah di hari ulang tahun menjelang ke dua puluh sembilan.
Hancur berkeping ketika kedekatan antara saya dan anak terabaikan. Apa maksudnya??? Jadi begini. Anak saya belum genap usia dua tahun. Tetapi, harus melepas rasa MengASI nya. Rasa di mana kasih sayang yang seharusnya tercurahkan kini harus di putus. Bagaimana tidak setiap hari ketika menjelang tidur rasa kedekatan anak dan saya berkurang sementara. Lalu anak bagaimana??
Jangan di tanya tak khayal jerit tangis nya tak henti meminta. Ada rasa bersalah Karena itu saya merasa gagal menjadi ibu untuk mengASI selama dua tahun full. Emosi anak menjadi tak terbendung. Beberapa tanda anak di mana harus di SAPIH:
- Anak menjadi tak kendali emosinya. Lebih cenderung bosan. Dan tak jadi penurut. Ini saya alami sendiri. Ketika menjelang malam saat mau tidur. Sering sekali keluar kamar. Hingga akhirnya menguras tenaga untuk membujuknya.
- Ketika keinginannya tak terpenuhi maka ia akan menjadi marah. Bahkan kembali ke (point 1). Biasanya hal seperti ini saya biarkan saja apa maunya. Dan kembali mengajaknya untuk lebih dekat dengan cara menemani bermain.
Menurut saya dua point diatas menggambarkan kondisi anak saya saat ini. Ketika anak mengetahui akan kehadiran seseorang dalam kehidupannya maka ia akan bersikap tak kendali. Apa ini normal kah?? Saya juga tak paham. Untuk itu, di sinilah saya belajar menjadi ibu yang lebih sabar. Karena, anak paham sekali dan peka dengan kehadiran anggota barunya. Yang terpenting adalah bangun kedekatan kita dengan anak. Memberitahunya dengan perlahan pasti anak akan mengerti apa yang terjadi. Tetapi lain hal dengan kondisi dimana anak mengalami fase tantrum ??
Anak saya genap berusia dua tahun tiga bulan. Sudah mengalami gejala tantrum. Awalnya saya mengira ini hanya keadaan yang tidak benar-benar di rasakan oleh anak kebanyakan. Sering sekali saya temui seorang anak meronta-ronta meminta di belikan mainan di sebuah pusat perbelanjaan di mall. Ketika itu saya sontak diam. Mengapa anak sudah besar menangis meronta-ronta kepada orang tuanya. Apa iya itu namanya tantrum??
Ketika keinginan tak terpenuhi maka si anak akan mengeluarkan emosinya untuk meminta. Oh...No!!
Sekarang itu yang saya alami. Beberapa hari lalu entah kenapa, anak saya menangis sejadi-jadinya. Singkat cerita:
Sabtu, 24 Agustus 2019
Ketika akan liburan ke hotel. Dan sesampainya di hotel anak saya menangis. Ketika saya tanya mau apa nak??
“Si anak menyuruh saya keluar dari mobil”
Lalu ternyata tidak, dia minta keluar dari dalam mobil. Dan mau tak mau harus jalan sambil mengendong. Apakah dia diam??
Jawabannya: tidak
Dari dalam hotel menangis sejadi-jadinya. Hingga akhirnya minta ke ayahnya. Saat itu ayahnya sedang memarkir kendaraan. Di tunggu lama. Terpaksa jalan ke parkiran. Ternyata anak saya baru mengutarakan isi hatinya. Bahwa ia ingin kembali pulang ke rumah.
Hal ini buat kami sebagai orang dewasa sepele sih, tetapi ini keinginannya yang harus di turuti. Apalah artinya liburan jika anak nangis. Maka kami memutuskan kembali ke rumah. Hingga menjelang malam kembali ke hotel. Pulang dari liburan apakah sudah terhenti tangisannya??
Ternyata tidak. Ketika diajak tidur dirumah. Anak kembali menangis hingga lama sekali. Saya tak tau apakah ini ada gangguan dari makhluk halus ataukah tantrum??
Panik dan stres membuat hati ini bergejolak. Tetapi, tak baik jika kita luapkan di hadapan anak. Yang ada dia menjadi stres dan tak percaya dengan ayah dan ibunya. Cobaan apa yang menimpa saya dan suami. Merupakan sebuah ujian kenikmatan karena Kehadiran sang anak. Suami pernah berpesan “Didiklah anakmu dengan sabar, maka akan kamu dapatkan buahnya kelak”. Banyak orang tua yang menginginkan anak tapi tak kunjung datang, ada juga orang tua yang di beri anak membunuh anaknya lantaran hal sepele. Audzubillah min dzalik.
Banyak pelajaran yang di dapat dari anak. Seorang anak akan bersikap baik jika didikan orang tua baik. Tetapi sebaliknya, jika anak di didik dengan kasar maka kelak ia akan jadi anak yang nakal. Entah akan menjadi pencuri atau pembohong kepada orang tuanya. Intinya adalah siapakan lah hati yang sabar dan kuat dalam menghadapi emosi anak. Emosi anak akan berubah baik dan tidak baik tergantung orang tuanya. Apalagi ibu. Tak boleh ada rasa dendam apalagi benci ketika anak mengalami emosi tak kendali. Karena, semuanya kunci dari pengendalian emosi anak ada di hati Ibunya. Itu sebabnya dalam Islam seorang ibu tak boleh membatin sekalipun tak diucapkan dalam lisan. Itu akan berdampak buruk pula bagi sang anak. Sekarang saya menyadari nikmati segala proses perkembangan sang anak. Alhamdulilah mulai sekarang saya lebih memahami perasaan sang anak. Bicaralah dam dari hati Ke hati. Antara ibu dan anak bangunlah rasa percaya diri anak. Dan bicara semua hal apa yang terjadi hari ini. Jika ia berbuat baik maka utarakan. Jika ia tak baik maka sampaikan. Agar ada kebaikan di setiap harinya. Terutama perubahan dari sang anak itu sendiri. Itulah hal yang sering saya lakukan pada anak usia dua tahu tiga bulan ketika menjelang tidur. Dan satu lagi minta maafkan ke anak. Maka anak akan tau jika nanti ia berbuat salah akan meminta maaf juga.
Semoga kita semua khususnya para ibu. Lebih banyak kesabarannya dalam mendidik anak. Ingat, anak itu tergantung didikan kedua orang tuanya. Jangan sampai anak-anak kita mengalami hal buruk di kehidupan ke depannya kelak. Amin yarabbalalamin
Ini sama bgt dengan aku, anakku yang pertama pun harus lulus ASI di usia nya ke 20 bulan karna aku hamil anak kedua.. Senang dan sedih bercampur huhuhu.. Dan benar, harus punya rasa ikhlas dan sabaaaar yang banyak hehehe
BalasHapusbun, pas tau mengandung anak kedua, usia anak pertama berapa bulan? terima kasih sharingnya ya bun, habis baca ini saya jadi semakin berusaha agar tidak hamil dl mengingat anak saya belum genap 2 tahun, apalagi di masa pandemi seperti ini...
BalasHapusSama banget nih sama aku harus nyapih sebelum 2 tahun.
BalasHapusEmang harus ekstra sabar dan di syukuri dalam mengurus anak.
Aku punya anak itu 21 bulan yang sedang dalam masa yang sama.. memang hanya bisa dihadapi dengan kesabaran yaa mam..
BalasHapusDilemanya mengandung saat mengasihi dan harus melepas. Tapi yakin sbg ortu kita bs mencari pengganti dr mengasihi unt tetap menyayangi anak2 kita
BalasHapus